Tanaman Jarak
Agribisnis Tanaman Semusim
Agribisnis Tanaman Semusim
ü Sejarah
Singkat
Tanaman
jarak diduga berasal dari Ethiopia (Afrika). Masyarakat Indonesia mengenalnya
sejak jaman penjajahan jepang (1942). Jarak pagar dikenal dengan sebutan
RICINUS COMUNIS, atau wonderboom, palma chisti dan lain-lain, berkat sifat atau
khasiatnya yang khas dari tanaman itu sendiri. Diperkirakan bahwa Bangsa
Portugis dan Spanyol adalah yang pertama yang melakukan penanaman/budidaya atas
pohon jarak dan menamakan “Agno Casto” dan oleh bangsa inggris, sesuai dengan
logat bahasanya menjadi/dinamakan “CASTOR”. Dalam bahasa latin pohon jarak
diberi nama RINCUS yang artinya serangga karena bentuk bijinya yang
berbintik-bintik sehingga menyerupai serangga.
Tahun
1928 di Indonesia ada lebih dari 20 jenis (Varietas) pohon jarak, dan
selanjutnya masing-masing dipecah dalam beberapa bagian (klasifikasi). Bagi
bangsa Indonesia, tanaman jarak mempunyai kenangan pahit pada masa pendudukan
tentara jepang, karena semua lapisan masyarakat diharuskan menanam jarak dengan
paksa yang secara keseluruhan hasilnya untuk kepentingan jepang. Sebaliknya
bagi dunia teknologi dalam masa usai perang dunia ke2, minyak jarak mendapat
kemajuan-kemajuan pesat dibidang penerapannya.
Daerah
Nusa Tenggara Barat (NTB) mempunyai potensi yang cukup besar dalam pengembangn komoditi
jarak dilihat dari lahan yang tersedia dan iklim yang menunnjang. Luas lahan
kering yaitu lading dan tegalan 167.672 Ha dan Padang rumput,alang-alang
112.253 Ha.
Rata-rata curah hujan pulau Lombok
1.546,52 mm/tahun dengan 4 bulan kering (juni-september) dan 6 bulan basah
(November-april). Rata-rata curah hujan pulau Sumbawa 1.143,30 mm/tahun dengan
6 bulan kering (mei-oktober) dan 5 bulan basah (November-maret).
ü Jenis
dan Morfologi
Jarak
Pagar juga dikenal dengan nama jarak budeg, jarak gundul, atau jarak cina.
Tanaman yang berasal dari daerah tropis di Amerika Tengah ini tahan kekeringan
dan tumbuh dengan cepat.
Jarak kaliki (Ricinus
communis), merupakan tanaman tahunan berumur pendek ( bianual), berbuah setahun
sekali ( terminal ), sedangkan jarak pagar ( Jatropha curcas ) mampu
berbuah terus menerus apabila Agroklimatnya mendukung.
Jarak pagar mempunyai
sosok yang kekar, batang berkayu bulat dan mengandung banyak getah. Tinggi
mencapai 5 meter dan mampu hidup sampai 50 tahun. Daun tunggal, lebar, menjari
dengan sisi berlekuk-lekuk sebanyak 3 – 5 buah., bunga berwarna kuning
kehijauan, berupa bunga majemuk berbentuk malai, berumah satu dan uniseksual,
kadang-kadang ditemukan bunga hermaprodit. Jumlah bunga betina 4 – 5 kali lebih
banyak daripada bunga jantan. Buah berbentuk buah kendaga, oval atau bulat
telur, berupa buah kotak berdiameter 2 – 4 cm dengan permukaan tidak berbulu (
gundul ) dan berwarna hijau ketika masih muda dan setelah tua kuning
kecoklatan. Buah jarak tidak masak serentak Buah jarak pagar terbagi
menjadi 3 ruangan, masing-masing ruangan 1 biji. Biji berbentuk bulat lonjong
berwarna cokelat kehitaman dengan ukuran panjang 2 cm, tebal 1 cm, dan berat
0,4 – 0,6 gram/biji. Jenis ini berbuah terus menerus (tahunan).
Jenis jarak ini yang
dianjurkan ditanam, yaitu:
- Asembagus 22 : kandungan minyak 55-57%
- Asembagus 60 : kandungan minyak 48-52%
- Asembagus 81 : kandungan minyak 51-54%
Komposisi biji jarak terdiri dari 20% kulit dan 80% biji (daging), mengandung 40-60% minyak. Kandungan minyak mentahnya 32-48% dan sisanya adalah ampas. Jarak pagar termasuk dalam familia Euphorbiaceae satu famili dengan tanaman karet dan ubikayu.Adapun klssifikasi Jarak pagar sebagai berikut :
- Asembagus 22 : kandungan minyak 55-57%
- Asembagus 60 : kandungan minyak 48-52%
- Asembagus 81 : kandungan minyak 51-54%
Komposisi biji jarak terdiri dari 20% kulit dan 80% biji (daging), mengandung 40-60% minyak. Kandungan minyak mentahnya 32-48% dan sisanya adalah ampas. Jarak pagar termasuk dalam familia Euphorbiaceae satu famili dengan tanaman karet dan ubikayu.Adapun klssifikasi Jarak pagar sebagai berikut :
Divisi :
Spermatophyta
Sub
divisi : Angiospermae
Kelas :
Dicotyledonae
Ordo :
Euphorbiales
Famili :
Euphorbiaceae
Genus :
Jatropha
Spesies : Jatropha
curcas L.
Jarak Pagar dapat
ditemukan tumbuh subur di berbagai tempat di Indonesia. Umumnya terdapat di
pagar-pagar rumah dan kebun atau sepanjang tepi jalan, tapi jarang ditemui
berupa hamparan. Tanaman Jarak pagar berbentuk pohon kecil maupun belukar besar
yang tingginya mencapai lima meter. Cabang-cabang pohon ini bergetah dan dapat
diperbanyak dengan biji, setek atau kultur jaringan dan mulai berbuah delapan
bulan setelah ditanam dengan produktivitas 0,5 – 1,0 ton biji kering/ha/tahun.
Selanjutnya akan meningkat secara bertahap dan akan stabil sekitar 5 ton pada
tahun ke lima setelah tanam.
@ BUDIDAYA
Ø
Persyaratan
Lingkungan
Tanaman
jarak sebagai tanaman yang tahan terhadap kondisi lingkungan yang sangat kritis
dan mudah beradaptasi dengan lingkungannya. Agar pertumbuhannya optimal
maka diperlukan Latitut 50º LU – 40º LS, Altitut 0 – 2000 m dpl,
suhu berkisar antara 18º- 30oC. Pada daerah dengan suhu rendah ( <18oC)
menghambat pertumbuhan, sedangkan pada suhu tinggi ( > 35oC) menyebabkan
gugur daun dan bunga, buah kering sehingga produksi menurun. Curah hujan antara
300 mm – 1200 mm per tahun. Dapat tumbuh pada daerah yang kurang subur tetapi
drainase baik tidak teergenag dan pH tanah antara 5,0 – 6,5.
Ø
Persiapan
Lahan
Kegiatan
persiapan lahan meliputi pembukaan lahan (land clearing), pengajiran dan
pembuatan lubang tanam. Lahan yang akan ditanami dibersihkan dari semak belukar
terutama disekitar calon tempat tanam. Pengajiran dilakukan dengan menancapkan
ajir (bisa dari bambu atau batang kayu) dengan jarak tanam disesuaikan dengan
rencana populasi tanaman yang dikehendaki. Penanaman dengan jarak tanam 2.0 m x
3.0 m di dapatkan populasi sebanyak 1600 pohon/ha), jarak tanam 2.0 m x 2.0 m
didapatkan populasi sebanyak 2500 pohon/ha) atau jarak tanam 1.5 m x
2.0 m didapatkan populasi sebanyak 3300 pohon/ha). Pada areal yang miring
sebaiknya digunakan sistem kontur dengan jarak dalam barisan 1.5 m. Lubang
tanam dibuat dengan ukuran 40 cm x 40 cm x 40 cm.
Ø
Pembibitan
Bahan
tanam dapat berasal dari stek cabang atau batang, maupun benih. Bahkan
penyediaan bibit dengan tekhnik kultur jaringan dimungkinkan. Jika menggunakan
setek dipilih cabang atau batang yang telah cukup berkayu. Sedangkan untuk
benih dipilih dari biji yang telah cukup tua yaitu diambil dari buah yang telah
masak biasanya berwarna hitam. Pada saat ini di Indonesia belum ada varietas
maupun klon unggul jarak pagar, sehingga sumber benih masih
mengandalkan pengumpulan petani. Peluang untuk penelitian ke arah ini masih
sangat luas sehingga menjadi tantangan bagi perguruan tinggi maupun lembaga
atau balai penelitian.
Pembibitan dapat
dilakukan di polibag atau di bedengan. Setiap polibag diisi media tanam berupa
tanah lapisan atas (top soil) dan dicampur pupuk kandang. Setiap polibag
ditanami 1 (satu) benih. Tempat pembibitan diberi naungan / atap dengan bahan
dapat berupa daun kelapa, jerami atau paranet. Lama di pembibitan 2 - 3 bulan.
Kegiatan yang dilakukan selama pembibitan antara lain penyiraman (setiap hari 2
kali pagi dan sore), penyiangan dengan melakukan pembersihan gulma sekitar
tanaman dan seleksi dengan memilih bibit yang pertumbuhannya baik.
Pemilihan bibit tanaman
Jarak pagar seharusnya mempertimbangkan tujuan dari penanaman itu sendiri.
Untuk tujuan produksi bibit yang digunakan tidak harus berasal dari biji,
karena umur panen bibit asal stek lebih cepat daripada biji. Sedangkan untuk
tujuan konservasi memang disarankan bibit asal biji karena perakaran lebih
kuat.Disamping itu kondisi kemiringan lahan juga menentukan jenis bibit yang
dipakai.
Dianjurkan kepada calon
penanam untuk mengkonsultasikan dahulu aspek-aspek yang berhubungan dengan
teknis budidaya, desain kebun, aspek biaya dll.kepada yang lebih mengetahui
bidangnya. Dengan teknis yang benar sesungguhnya tidak harus anda
menggunakan bibit yang bertunas, tetapi bibit stek yang belum bertunaspun bisa
menyamai asal dengan perlakuan yang tepat
Untuk mendapatkan hasil
Jarak pagar yang maksimal, maka didalam mencari bibit, harus benar-benar melihat
beberapa faktor keberhasilan, seperti bibit jarak tidak dapat diambil dari
pohon induk yang tidak berbuah terutama bibit yang berasal dari stek, karena
hasil penelitian telah membuktikan bahwa bibit stek dari pohon induk yang tidak
berbuah, maka setelah tanaman dewasa tidak berbuah juga, jika pohon induk hanya
berbuah 1-3 buah hasil bibitpun sama, oleh karena itu, jika mau beli bibit,
harus betul-betul memperhatikan varietas pohon induk, jika tidak hasilnya akan
merugikan. Stek tidak baik diambil dari pucuk / batang muda, tapi dari batang
yang sudah tua dengan diameter batang sekitar 2-3 Cm.
Ø
Penanaman
Penanaman
dilakukan pada awal atau selama musin penghujan sehingga kebutuhan air bagi
tanaman cukup tersedia. Bibit yang ditanam dipilih yang sehat dan cukup kuat
serta tinggi bibit sekitar 50 cm atau lebih. Saat penanaman tanah disekitar
batang tanaman dipadatkan dan permukaannya dibuat agak cembung.
Penanaman dapat juga
dilakukan secara langsung di lapangan (tanpa pembibitan) dengan menggunakan
stek cabang atau batang.
Dalam budidaya tanaman
jarak pagar disarankan menerapkan sistem tumpangsari dengan tanaman lain
seperti jagung, wijen, atau padi ladang sehingga selain mengurangi resiko
serangan hama penyakit juga diversivikasi hasil. Jika pola penanaman dengan
tumpangsari maka jarak tanam digunakan jarak agak lebar misalnya 2.0 m x 3.0 m
Ø
Pemupukan
Pada
prinsipnya pemberian pupuk bertujuan untuk menambah ketersediaan unsur hara
bagi tanaman. Jenis dan dosis pupuk yang diperlukan disesuaikan dengan tingkat
kesu buran tanah setempat. Belum ada dosis rekomendasi khusus untuk tanaman
jarak pagar. Jika diasumsikan pemupukan sama dengan jarak kepyar maka dosis
pupuk untuk tana man Jarak pagar per Ha : 80 kg N, 18 kg P2O5, 32 kg K2O, 12 kg
CaO dan 10 kg MgO. Pupuk N diberikan pada saat tanam dan umur 28 hari setelah
tanam (HST), sedangkan pupuk P, K, Ca dan Mg diberikan saat tanam Pemberian
pupuk organik disarankan untuk memperbaiki struktur tanah.
Jenis Pupuk
|
Dosis (kg/ha)
|
Waktu Pemupukan
|
Urea
|
50
|
Saat tanam
|
SP-36
|
75
|
Saat tanam
|
KCl
|
50
|
2 minggu setelah tanam
|
Urea
|
100
|
1 bulan setelah tanam
|
Catatan : tidak berlaku
mutlak/bervariasi untuk masing - masing daerah.
Ø
Pemangkasan
Pemangkasan
dilakukan bertujuan untuk meningkatkan jumlah cabang produktif. Pemangkasan
batang dapat mulai dilakukan pada ketinggian sekitar 20 cm dari permukaan tanah
untuk meningkatkan jumlah cabang. Pemangkasan dilakukan pada bagian batang yang
telah cukup berkayu (warna coklat keabu-abuan).
Ø
Pengendalian
Hama dan Penyakit
Tanaman
jarak pagar yang ditanam petani di Indonesia umumnya sedikit atau hampir tidak
ada serangan hama dan penyakit. Hal ini kemungkinan disebabkan sistem penana
mannya yang umumnya dicampur dengan tanaman lain seperti gamal (Glyrecidia macu lata)
dan waru. Jika penanaman dilakukan secara luas apalagi dengan sistem monokultur
diduga akan timbul serangan hama dan penyakit.
Pada sistem penanaman
jarak di Tanzania dan Nicaragua dilaporkan adanya serangan serangga pada
inflorecent bunga dan buah serta serangan rayap pada pangkal batang. Untuk itu
pengendalian dapat dilakukan secara teknis maupun kimia.
Ø
Panen
Panen
pertama akan dimulai umur tanaman 8-9 bulan dan akan terus menerus berbuah
sepanjang tahun. produksi puncak akan dimulai tahun ke-5 di bawah lima tahun
produksi nya belum maksimal dan akan terus meningkat.
Besar panen dalam 1 ha
tergantung banyak faktor, diantaranya kerapatan tanaman, intensitas sinar
matahari, kesuburan tanah, cara pemeliharaan dsb, hanya sebagai gambaran
produksi per Ha akan berkisar antara 10 sampai dengan 20 ton per tahun.
Tanaman jarak pagar (Jatropha
curcas) mulai berbunga setelah umur 3 - 4 bulan, sedangkan pembentukan buah
mulai pada umur 4 - 5 bulan. Pemanenan dilakukan jika buah telah masak,
dicirikan kulit buah berwarna kuning dan kemudian mulai mengering. Biasanya
buah masak setelah berumur 5 - 6 bulan. Tanaman jarak pagar merupakan tanaman
tahunan yang dapat hidup lebih dari 20 tahun apabila dipelihara dengan baik.
Pemanenan dengan cara
memetik buah yang telah masak dengan tangan atau gunting. Produktivitas tanaman
jarak berkisar antara 3.5 - 4.5 kg biji / pohon / tahun. Produksi akan stabil
setelah tanaman berumur lebih dari 1 tahun. Dengan tingkat populasi tanaman antara
2500 - 3300 pohon / ha, maka tingkat produktivitas antara 8 - 15 ton biji / ha.
Jika rendemen minyak sebesar 35 % maka setiap ha lahan dapat diperoleh 2.5 - 5
ton minyak / ha / tahun.
Ø
Manfaat
a) Obat beberapa penyakit
Di zaman
penjajahan Jepang, orang dipaksa menanam jarak pagar untuk diambil minyaknya
sebagai bahan bakar kapal dan pelumas senjata. Secara tradisional, masyarakat
Jawa sebetulnya biasa memanfaatkan daun serta minyak buah jarak untuk mengatasi
berbagai gangguan kesehatan, yakni sebagai obat tradisional sakit perut/diare,
penurun panas, gatal, dan borok kronis. Selain iu, jarak pagar juga bisa
digunakan untuk mengobati luka gores/berdarah. Jarak pagar terbukti
meningkatkan produktivitas ayam petelur serta mengindikasikan adanya manfaat
yang lebih hebat daripada Viagra, yang harus diimpor dengan harga mahal.
b) Bahan Bakar
Jatropha
curcas alias jarak pagar sudah dikenal luas oleh masyarakat pedesaan.
Tumbuhan bernama Cina, Ma feng shu ini, biasa ditanam sebagai pagar rumah, di
kebun, atau di makam. Di Sumatera, tanaman ini bernama Nawaih nawas, jarak
kosta di Sulawesi, Lulu nau (Nusa Tenggara), dan Muun mav (Maluku). Pada
zaman penjajahan Jepang, rakyat dipaksa menanam pohon jarak. Minyaknya diambil
untuk digunakan sebagai bahan bakar kapal dan pelumas senjata.
Oleh banyak
petani tanaman hias di Jakarta, tanaman berfamili Euphorbiaceae ini dijadikan
bahan kawinan dengan pohon lain. Contohnya dengan pohon batavia dan beringin putih.
c) Manfaat untuk Bayi
Akibat buang
air, berat badan bayi akan mudah menyusut. Dokter biasanya akan mengobservasi
mengapa bayi jatuh sakit, apakah mungkin akibat makanan atau minuman yang
dikonsumsi sang ibu, cuaca dingin, atau sebab lain. Secara empiris, balita yang
sakit mencret dapat disembuhkan dengan daun jarak pagar.
Caranya,
petiklah tiga lembar daun jarak, terutama yang masih hijau dan segar. Olesi
daun jarak itu dengan minyak kelapa secara merata di bagian atasnya. Setelah
itu, panggang di atas kompor selama beberapa detik hingga tampak layu.
Tempelkan
daun jarak tersebut di perut bayi, tentunya setelah daun terasa hangat. Tiga
lembar daun itu sebaiknya ditaruh melebar, sehingga bisa menutupi seluruh
bagian perut bayi.
Sinse David mengingatkan, jangan lupa untuk membedong atau membalut perut bayi memakai kain. Setelah beberapa menit, lebih baik lagi jika bayi sudah terbangun dari tidur pulas, bukalah bedong tersebut. Biasanya daun jarak tadi sudah mengering, dan bisa dibuang.
Sinse David mengingatkan, jangan lupa untuk membedong atau membalut perut bayi memakai kain. Setelah beberapa menit, lebih baik lagi jika bayi sudah terbangun dari tidur pulas, bukalah bedong tersebut. Biasanya daun jarak tadi sudah mengering, dan bisa dibuang.
d) Antipiretik
Jarak pagar
merupakan tumbuhan yang berasal dari kawasan tropis dan subtropis, dan tumbuh
subur di kawasan Amerika Selatan, Amerika Utara, Afrika, dan di Asia. Tinggi
pohon ini berkisar 4-5 meter dengan ranting yang mengandung banyak cairan
getah.
Lebar
daunnya kira-kira 15 cm. Bunganya kecil berwarna kuning kehijauan dan tumbuh
berkelompok. Buahnya berbentuk bujur telur, licin, dan akan berganti warna,
dari hijau ke kuning. Bila kering menjadi berwarna hitam. Bila telah masak,
akan merekah dan mengeluarkan biji berwarna hitam.
Dijelaskan
Dr. A. Setiawan Wirian, salah seorang pendiri Himpunan Pengobat Tradisional dan
Akupuntur se-Indonesia (HIPTRI), jarak pagar berkhasiat sebagai pencahar dan
toksik lektin. Tanaman yang dikembangbiakkan dengan biji dan stek batang ini
mempunyai rasa pahit, astrigent, sejuk, beracun.
Masih kata
Dr. Wirian, jarak pagar juga mampu melancarkan darah (stagnant blood dispelling),
menghilangkan bengkak (antiswelling), menghentikan perdarahan (hemostatik),
serta menghilangkan gatal (antipruritik). Tanaman ini mengandung
n-l-triakontanol, alpha-amirin, kampesterol, stigmast-5-ene-3 beta, 7
alpha-diol, stigmasterol, beta-sitosterol, iso-viteksin, viteksin, 7-keto-beta
sitosterol, dan HCN.
Di India,
menurut pakar pohon jarak pagar dari Institut Teknologi Bandung, Dr. Ir. Robert
Manurung, minyak jarak telah diadopsi sebagai minyak bakar mesin kereta api.
Selama ini,
petani Indonesia hanya memanfaatkan pohon jarak pagar sebagai tumbuhan pagar
atau pembatas sawah karena dianggap tidak ekonomis. Daun dan buahnya pun cuma
digunakan untuk pakan ternak.
EmoticonEmoticon