Makalah Tanaman Kapas

Makalah Tanaman Kapas
BUDIDAYA TANAMAN KAPAS


A.                 Sejarah Tanaman Kapas

Tanaman kapas sudah berada sejak ribuan tahun lalu, buktinya negara india telah melakukan budidaya kapas sejak 5000 tahun yang lalu. Tanaman ini semakin di kenal dan berkembang sampai negare china, selanjutnya pengembangan tanaman intensif dapat kita jumpai di benua amerika. Kapas adalah serat halus yang menyelubungi  biji beberapa jens Gosypium ( tanaman kapas ), tumbuhan yang berasal dari daerah tropika dan subtropika. Serat kapas menjadi bahan penting dalam industri tekstil.  Serat itu dapat di pintal jadi benang dan di tenun menjadi kain. Produk tekstil dari serat kapas biasa di sebut sebagai katun ( benang maupun kainya ).
Kapas mulai di kembangkan di indonesia pada penjajahan belanda, pada masa itu rakyat indonesia di tuntut kerja paksa untuk budidaya tanaman kapas.  Setalah belanda pergi, program ini di lanjutkan oleh penjajah jepang. Pengembangan areal kapas di lanjutkan hingga saat ini.

B.                  Klasifikasi Tanaman Kapas

Devisi              : Spermatophyta
Kelas                : Angiospermae
Sub Kelas         : Dicotylidonae
Ordo                : Malvales
Famili              : Malvaceae
Genus              : Gossypium
Spesies           : Gossypium Sp

C.                  SYARAT TUMBUH

1.    IKLIM
·      Curah hujan , pada masa pertumbuhan kapas memerlukan hujan, hujan yang lebat dapat merusak tanaman muda. Selama pertumbuhan vegetatif memerlukan hujan sedikit, pada waktu buah masak / merekah perlu keadaan yang lebih kering. Tanaman kapas umurnya < 1 tahun ( 180 - 200 hari ) menghendaki curah hujan rata – rata 1500 – 1800 nm. Agar selama musim tanam menghendaki curah hujan minimum 175 – 200 nm.
·      Temperatur, tempat yang paling cocok terletak pada ketinggian 10 – 150 meter di atas permukaan laut. Pada suhu di bawah 15 C pertumbuhannya kurang baik, Pertumbuhan yang paling optimal menghendaki suhu rata – rata 25 – 28 C dengan lembab 70%.


2.    TANAH
·      Jenis tanah, tanaman ini dapat tumbuh pada berebagai tanah tetapi mempunyai kesanggupan mengikat air yang agak lama pada saat berbunga dan berbuah.
·      Struktur tanah berpasir berstruktur remah dan dalam cukup mengandung humus dan kapasitas mengikat baik. Tanah lempung yang berstuktur liat tetapi banyak mengandung humus serta tanah endapan yang cepat mengering dan tanah – tanah delta bagus buat kapas.
·      Bahan organik, tanah yang banyak mengandung BO ( bahan organik ), pertumbuhan menjadi subur dan rimbun, akhirnya umur akan menjasi panjang.
·      Lapsan air / tanah, tanaman kapas mempunyai perakaran yang dalam maka tidak dapat di tanam di lapisan cadas yang dangkal.

D.                 Penyemaian Bibit Dan Polybag

a.    Pembuatan Media Semai
Media dapat di buat dengan mencampurkan tanah, pasir, dan pupuk kandang atau kompos dengan perbandingan 1:1:1 atau dapat juga dengan campuran tanah, pupuk kandang, pupuk buatan seperti NPK dengan perbandingan 2:2:1. Selanjutya campuran tersebut dimasukan ke dalam polybag ukuran 10 x 15 cm kira – kira 3/4  bagian. Selanjutya disiram dan di biarkan selama 24 jam.

b.    Cara Dan Waktu Penyemaian
Benih kapas yang akan di semai, sebaiknya di rendam dalam air selama 24 jam. Kemudian benih di semaikan pada media tanam yang telah di sediakan, benih semai dalam posisi tegak dan ujung calon  akarnya menghadap kebawah selanjutnya benih di tutup dengan campuran abu sekamdan tanah dengan perbandingan 2:1 agar calon batang mudah menembus ke permukaan. Sebaiknya benih di sisipkan lebih, seagai cadanggan untuk penyulaman. Benih di simpan di tempat yang teduh.

c.    Penyiraman
Bibit di persemaian di siram setiap hari, mulai dari kecambah belum muncul sampai bibit muncul ke permukaan tanah. Untuk penyiraman, di lakukan dengan hati – hati agar tidak mengikis tanah dalam media semai. Apabila daun sejati telah keluar, penyiraman bibit dilakukan setiap pagi dan sore hari agar bibit tidak mengalami kekeringan.

d.    Pemupukan
Untuk pertumbuhan vegetatif bibit dapat di pacu dengan penyemprotan pupuk nitrogen (N) tinggi. Pemupukan dengan pupuk daun cukup di lakukan satu kali saja, yaitu pada saat umur bibit 7 – 9 HSS dengan konsentrasi 1,0 – 1,5 / liter air. Pupuk akar berupa pupuk kandang atau buatan tidak perlu di tambah selama pembibitan karena pupuk akaryang di berikan pada media semai sudah mencukupi.
e.    Penjarangan
Penjarangan dilakaukan dengan tujuan menyiapkan bibitbyang sehat dan kekar untuk di tanam ke lapangan. Penjarangan ini dilakukan selama 3 hari sebelum pemindahan bibit ke lapangan. Bibit yang memiliki pertumbuhan seragam di kumpulkan menjadi satu. Dan bibit yang pertum buhanya merana di singkirkan dan tidak di siram.

f.     Pemberian Pestisida
Pada masa pembibitan, penyemprotan pestisida di lakukan apabila di anggap perlu. Konsentrasi penuh akan menyebabkan daun – daun seperti  terbakar ( plasmolisis )
Penyemprotan ini di lakukan terutama pada saat 2 -3 hari sebelum bibit d pin dahkan ke lapangan.

g.    Pemindahan Bibit
Bibit kapas di pindahkan ke lapangan apabilasudah berdaun 4 – 5 helai. Cara pemindahan tidak berbeda dengan cara pemindahan bibit yang lainnya, yaitu kantong plastik / polybag di lepas secara hati – hati, selanjutnya bibit di tanam beserta tanahnya pada lubang – lubang yang telah di siapkan.

E.                  Pengolahan Media Taman

1.    Pengolahan Tanah Di Lahan Sawah Irigasi
ü Membuat saluran irigasi dan drainase untuk dapat mengalirkan air di sekitar persawhan.
ü Pembajakan lahan sedalam 30 – 40 cm, dapat di lakukan dengan menggunakan traktor, lalu di haluskan denggan cangkul. Lahan di biarkan selama 1 minggu.
ü Penggemburan tanah, dilakukan untuk mendapatkan struktur tanah yang baik, selanjutnya diratakan dan dibiarkan selama 15 hari.

2.    Pengolahan Tanah Di Lahan Tegallan Atau Sawah Tadah Hujan
ü Pembajakan dengan traktor, sebelum di aliri air terlebih dahulu di diamkan selama 1 hari.
ü Pembersihan lahan dari gulma di lahan tersebut.
ü Pembuatan bedengan atau pada lahan miring di buat teras tering.
ü Kelanjutannya sama seperti kegiatan pada lahan sawah.

F.                   Teknik Penanaman

a.    Penentuan pola tanam
Pola tanam dapat di lakukan dengan cara monokultur maupun tumpang sari dengan tanaman jenis kacang – kacangan. Tumpang sari dilakukan bila di ingginkan lebih dari satu jenis tanaman yang di panen.


b.    Pembuatan lubang dan jarak tanam
Pembuatan lubang dapat dilakukan dengan menggunakan cangkul yaitu menggali sedalam kurang lebih 10 – 20 cm dan luas lubang kira – kira 10 x 10 cm. Selanjutnya penentuan jarak tanam, jarak tanam di sesuaikan dengan tingkat kesuburan tanah. Pada lahan yang kurang subur, jarak tanam yang di anjurkan yaitu sekitar 80 x 30 cm, dimaksudkan agar menekan pertumbuhan gulma dan tidak terjadi persaingan antar tanaman. Sedangkan pada tanah yang subur, jarak tanam dianjurkan tidak terlalu rapat yaitu sektar 100 x 30 cm, karena pada tanah yang subur ini tanaman akan cepat tumbuh besar.

c.    Cara dan waktu penanaman
Penanaman sebaiknya di lakukan pada sore hari pada saat cuaca sejuk dan tidak panas, ini bertujuan agar bibit dapat beradaptasidengan lingkungan baru. Penanaman di lakukan dengan cara – cara berikut ini :
*   Pengumpulan bibit pada suatu tempat yang teduh.
*   Mengambil bibit satu persatu untuk di tanam.
*   Cara penanaman yaitu merobek dan membuang polybag dengan hati – hati dan jangan sampai merusak perakaran bibit.
*   Masukan bibit kedalam lubang tanam yang telah di sediakan.
*   Kemudian timbun kembali dengan tanah bekas galian lubang.
*   Penyiraman perdana bibit di lapangan, semuanya di lakukan dengan hati – hati.

G.                 Pemeliharaan Tanaman

a.    Pemupukan
Tanaman kapas dapat di tanam pada berbagai jenis tanah, tetapi harus di perhatikan bahwa tanah tersebut dapat mengandung unsur hara. Denganalasan itu, tanah marginal yang luas dengan iklim yang menguntungkan masih dapat di usahakan pertanaman kapas dengan penambahan unsur hara tanaman dengan cara pemupikan. Kapas yang di pupuk yang baik akan lebih tahan terhadap hama dan penyakit. Sebagai pedoman, pemakaian pupuk dasar tiap Ha adalah :
ZA   = 200 – 400 kg
SP    = 350 – 500 kg
KCl = 100 – 150 kg

b.    Pengairan dan penyiraman
Kebutuhan air tanaman kapas tergolong tinggi pada masa perkecambahan, menjelang berbunga dan pada saat pembentukan buah. Apabila keadaan terlalu kering saat tanaman menjelang pembungaan dan pembentukan buah akan menyebabkan buahdan bunga – bunga gugur.
Pengairan di lakukan pada sore hari dengan mengaliri air pada perit – parit atau larikan antar bedeng. Penyiraman di lakukan pada pagi dan sore hari secara rutin, untuk mengurangi tingkat kekeringan. Pengairan dan penyiraman hendaknya dilakukan dengan hati – hati agar tidak mengikis di sekitar pertanaman.

c.    Penyulaman
Benih kapas sudah tumbuh pada hari ke tujuh setelah tanam, sehingga ada benih yang tidak tumbuh harus di lakukan penyulaman dengan benih yang baru. Penyulaman sebaiknya di lakukan di bawah umur 10 – 15 hari setelah tanam, agar pertumbuhan tanaman bisa seragam karena agar mudah dalam peroses perawatan.

d.    Penyiangan
Penyiangan dilakukan apabila banyak gulma tumbuh di sekitar tanaman kapas. Penyiangan dilakukan berulang – ulang apabila tumbuh banyak gulma. Penyiangan di lakukan secara manual dengan menggunakan koret dan di cabut.

e.    Pembubunan
Pembubunan di lakukaan guna untuk menopang pangkal batang tanaman agar tidak mudah rubuh. Pembubunan di lakukan pada pangkal batang yaitu dengan membentuk bukit – bukit kecil. Kegiatan ni dapat membantu menjaga kesuburan tanah.

f.     Pengendalian hama dan penyakit
Pengendalian terhadap organisme pengganggu sebaiknya di lakukan sejak pembibitan sampai menjelang produksi. Pengendalian dapat dilakukun dengan cara alami dengan agen – agen hayati, mupun secara kimiawi dengan menggunakan pestisida buatan pabrik. Pengendalian menggunakan pestisida sebaiknya dilakukun seminimal mungkin dan sebijaksana mungkin, hal tersebut di maksudkan untuk mengurangi pencemaran.

H.                 Panen Dan Pasca Panen

1.    Panen
Pemanenan di lakukan pada pagi hari saat cuaca cerah, bagian yang di panen adalah serat pada buahnya. Agar di peroleh mutu kapas yang baik, pada waktu pemanenan perlu di perhatikan hal – hal seperti berikut :

Kriteria Pemetikan Buahsiap Panen :

a.    Buah yang siap di panen menunjukan tanda – tanda kulit / kelopaknya bewarna coklat tua, daun kelopak tambahan sudah kering dan rapuh serta buah telah mekar sempurna dan kering.
b.    Buah yang belum siap / tidak boleh di panen, dengan tanda – tanda buah yang masih muda dan kelopaknya berwana hijau, buahnya rusak karena serangan hama dan buah rusak karena hujan lebat.
c.    Buah sudah terbuka sekurang – kurangnya 25%, kelopak tambahan sudah mengering.

Saat Pemetikan Buah :

a.     Buah di petik saat cuaca cerah dan panas.
b.    Buah di petik pada saat tidak banyak angin.
c.    Buah jangan di biarkan terlalu lama merekah karena mudah kotur oleh debu.
d.    Buah di petik secara berurutan bergantung pada yang telah masak, misal : 1 sampai 2 buah / pohon, dengan selang waktu 5 – 7 hari.
e.    Pemetikan pertama sampai terakhir di perlukan waktu lebih kurang 1½  bulan.

Cara Pemetikan :

a.    Pemetikan di lakukan dengan dua belah tangan, yaitu tangan kiri memegang kelopak buah, dan tangan kanan menarik kapasberbiji dari kelopaknya.
b.    Buah sebaiknya segera dipisah antara yang baik dengan yang buruk.
c.    Hasil pemanenan dapat di kumpulkan dalam bakul / kantung, atau karung.
d.    Hasil pemetikan tidak boleh tercampur oleh daun – daun atau kelopak buah.
e.    Kapas yang telah di petik jangan bercampur dengan kotoran dan debu.

2.    Pasca panen
Pengolahan hasil dari tanaman kapas, terdiri dari kegiatan pengeringan, penyimpanan, pemisahan serat dari buah, pengklasifikasi serat kapas, dan pengepakan.

a.    Pengeringan
Langkah – langkah pengeringan yaitu :
1.      Kapas yang telah di petik harus segera di jemur.
2.      Penjemuran dilakukan di bawah sinsr matahari,kalau tidak ada sinar matahari agar di anginkan.
3.      Kapas yang masih lembab jangan di tumpuk.
4.      Pengeringan dapat di lakukan selama 3 – 5 hari, sehingga kadar airnya mencapai 7 –8%.
5.      Untuk pengeringan dapat di gunakan tikar, lantai semen, lantai bambu atau di atas para – para sebagai tempat penjemurannya.
6.      Bila menggunakan ara – para sebaiknya setnggi 50 – 60 cm.
7.      Tempat penjemuran harus babes dari kotoran dan debu.


b.   Penyimpanan
Langkah – langkah penyimpanan yaitu :
Ø  Setelah kapas kering agar langsung di simpan dalam karung.
Ø  Kapas kering jangan simpaan di tempat yang lembab.
Ø  Kapas harus di simpan di tempat yang bersih,sehingga kebersihan dan mutunya tetap terjamin.
Ø  Penyimpanan kurang lebih 3 – 4 minggu.

c.    Pemisahan serat kapas dari buah
Baru setelah empat minggu penyimpanan, kapas dapat di pisahkan dari biji dan serat kapas ( sebaiknya menggunakan mesin ).

d.   Pengklasifikasikan serat kapas
Penggolongan kapas menurut warna dan kehalusan adalah sebagai berikut :
§  Jernih, halus, dan puth bersih.
§  Berwarna kuning kemerahan, dan halus.
§  Kotor baik kasar maupun halus.

e.    Penggolongan kapas
Penggolongan kapas berdasarkan ukuran dan panjang serat adalah :
*      Golongan panjang yaitu lebih dari 29 mm.
*      Golongan sedang yaitu 22 – 28 mm.
*      Golongan pendek yaitu kurang dari 22 mm.

Mutu kapas yang di dasarkan pengolahan, tingkat kemasakan buah, dan kandungan kotorannya, di bagi menjadi :
1.      Golongan A : kapas bersih, jernih, berserat halus, tidak bercampur dengan kapas rusak serta berkadar air 8%.
2.      Golongan B : warna kapas kuning kemerahan, masih ada kotoran daun / lainnya, bercampur kapas rusak dan berkadar air 8%.

f.     Pengepakan

Proses selanjutnya adalah pengepakan, bertujuan untuk mempermudah saat pengangkutan. Pengepakan dalam bentuk “BAL atau BALE” dengan berat sekitar 40 – 60 kg untuk industri besar. Ukuran kemasan di buat berdasarkan keperluan pemasaran. Ukuran kecil untuk pasaran industrisekala rumah tangga an sejenisnya, yaitu 5, 10, 15 kg dan sebagainya.

Makalah Tanaman Jarak

Makalah Tanaman Jarak

Tanaman Jarak
Agribisnis Tanaman Semusim
8/22/2014
XI ATP-2

ü Sejarah Singkat
Tanaman jarak diduga berasal dari Ethiopia (Afrika). Masyarakat Indonesia mengenalnya sejak jaman penjajahan jepang (1942). Jarak pagar dikenal dengan sebutan RICINUS COMUNIS, atau wonderboom, palma chisti dan lain-lain, berkat sifat atau khasiatnya yang khas dari tanaman itu sendiri. Diperkirakan bahwa Bangsa Portugis dan Spanyol adalah yang pertama yang melakukan penanaman/budidaya atas pohon jarak dan menamakan “Agno Casto” dan oleh bangsa inggris, sesuai dengan logat bahasanya menjadi/dinamakan “CASTOR”. Dalam bahasa latin pohon jarak diberi nama RINCUS yang artinya serangga karena bentuk bijinya yang berbintik-bintik sehingga menyerupai serangga.
Tahun 1928 di Indonesia ada lebih dari 20 jenis (Varietas) pohon jarak, dan selanjutnya masing-masing dipecah dalam beberapa bagian (klasifikasi). Bagi bangsa Indonesia, tanaman jarak mempunyai kenangan pahit pada masa pendudukan tentara jepang, karena semua lapisan masyarakat diharuskan menanam jarak dengan paksa yang secara keseluruhan hasilnya untuk kepentingan jepang. Sebaliknya bagi dunia teknologi dalam masa usai perang dunia ke2, minyak jarak mendapat kemajuan-kemajuan pesat dibidang penerapannya.
Daerah Nusa Tenggara Barat (NTB) mempunyai potensi yang cukup besar dalam pengembangn komoditi jarak dilihat dari lahan yang tersedia dan iklim yang menunnjang. Luas lahan kering yaitu lading dan tegalan 167.672 Ha dan Padang rumput,alang-alang 112.253 Ha.
            Rata-rata curah hujan pulau Lombok 1.546,52 mm/tahun dengan 4 bulan kering (juni-september) dan 6 bulan basah (November-april). Rata-rata curah hujan pulau Sumbawa 1.143,30 mm/tahun dengan 6 bulan kering (mei-oktober) dan 5 bulan basah (November-maret).

ü Jenis dan Morfologi
Jarak Pagar juga dikenal dengan nama jarak budeg, jarak gundul, atau jarak cina. Tanaman yang berasal dari daerah tropis di Amerika Tengah ini tahan kekeringan dan tumbuh dengan cepat.
Jarak Pagar berbeda dengan Jarak kaliki atau Jarak kepyar atau Jarak kosta (Ricinus communis), yang mempunyai ciri seperti tanaman singkong racun, buahnya berbulu seperti rambutan. Jarak kepyar juga menghasilkan minyak dan digunakan sebagai bahan baku atau bahan tambahan industri cat vernis, plastik, farmasi, dan kosmetika, sehingga sudah lama dibudidayakan secara komersial di Indonesia. Akan tetapi, minyak jarak kepyar tidak cocok digunakan sebagai bahan bakar biofuel karena terlalu kental, jadi hanya bisa digunakan sebagai pelumas.
Jarak kaliki (Ricinus communis), merupakan tanaman tahunan berumur pendek ( bianual), berbuah setahun sekali ( terminal ), sedangkan jarak pagar ( Jatropha curcas ) mampu berbuah terus menerus apabila Agroklimatnya mendukung.
Jarak pagar mempunyai sosok yang kekar, batang berkayu bulat dan mengandung banyak getah. Tinggi mencapai 5 meter dan mampu hidup sampai 50 tahun. Daun tunggal, lebar, menjari dengan sisi berlekuk-lekuk sebanyak 3 – 5 buah., bunga berwarna kuning kehijauan, berupa bunga majemuk berbentuk malai, berumah satu dan uniseksual, kadang-kadang ditemukan bunga hermaprodit. Jumlah bunga betina 4 – 5 kali lebih banyak daripada bunga jantan. Buah berbentuk buah kendaga, oval atau  bulat telur, berupa buah kotak berdiameter 2 – 4 cm dengan permukaan tidak berbulu ( gundul ) dan berwarna hijau ketika masih muda dan  setelah tua kuning kecoklatan.  Buah jarak tidak masak serentak Buah jarak pagar terbagi menjadi 3 ruangan, masing-masing ruangan 1 biji. Biji berbentuk bulat lonjong berwarna cokelat kehitaman dengan ukuran panjang 2 cm, tebal 1 cm, dan berat 0,4 – 0,6 gram/biji. Jenis ini berbuah terus menerus (tahunan).
Jenis jarak ini yang dianjurkan ditanam, yaitu:
- Asembagus 22 : kandungan minyak 55-57%
- Asembagus 60 : kandungan minyak 48-52%
- Asembagus 81 : kandungan minyak 51-54%

Komposisi biji jarak terdiri dari 20% kulit dan 80% biji (daging), mengandung 40-60% minyak. Kandungan minyak mentahnya 32-48% dan sisanya adalah ampas. Jarak pagar termasuk dalam familia Euphorbiaceae satu famili dengan tanaman karet dan ubikayu.Adapun klssifikasi Jarak pagar sebagai berikut :
Divisi               : Spermatophyta
Sub divisi        : Angiospermae
Kelas               : Dicotyledonae
Ordo                : Euphorbiales
Famili              : Euphorbiaceae
Genus              : Jatropha
Spesies            : Jatropha curcas L.
Jarak Pagar dapat ditemukan tumbuh subur di berbagai tempat di Indonesia. Umumnya terdapat di pagar-pagar rumah dan kebun atau sepanjang tepi jalan, tapi jarang ditemui berupa hamparan. Tanaman Jarak pagar berbentuk pohon kecil maupun belukar besar yang tingginya mencapai lima meter. Cabang-cabang pohon ini bergetah dan dapat diperbanyak dengan biji, setek atau kultur jaringan dan mulai berbuah delapan bulan setelah ditanam dengan produktivitas 0,5 – 1,0 ton biji kering/ha/tahun. Selanjutnya akan meningkat secara bertahap dan akan stabil sekitar 5 ton pada tahun ke lima setelah tanam.

@ BUDIDAYA
Ø Persyaratan Lingkungan
Tanaman jarak sebagai tanaman yang tahan terhadap kondisi lingkungan yang sangat kritis dan mudah beradaptasi dengan lingkungannya. Agar pertumbuhannya optimal maka diperlukan  Latitut 50º LU – 40º LS, Altitut 0 – 2000 m dpl, suhu berkisar antara 18º- 30oC. Pada daerah dengan suhu rendah ( <18oC) menghambat pertumbuhan, sedangkan pada suhu tinggi ( > 35oC) menyebabkan gugur daun dan bunga, buah kering sehingga produksi menurun. Curah hujan antara 300 mm – 1200 mm per tahun. Dapat tumbuh pada daerah yang kurang subur tetapi drainase baik tidak teergenag dan pH tanah antara 5,0 – 6,5.

Ø Persiapan Lahan
Kegiatan persiapan lahan meliputi pembukaan lahan (land clearing), pengajiran dan pembuatan lubang tanam. Lahan yang akan ditanami dibersihkan dari semak belukar terutama disekitar calon tempat tanam. Pengajiran dilakukan dengan menancapkan ajir (bisa dari bambu atau batang kayu) dengan jarak tanam disesuaikan dengan rencana populasi tanaman yang dikehendaki. Penanaman dengan jarak tanam 2.0 m x 3.0 m di dapatkan populasi sebanyak 1600 pohon/ha), jarak tanam 2.0 m x 2.0 m didapatkan populasi sebanyak  2500 pohon/ha) atau jarak tanam 1.5 m x 2.0 m didapatkan populasi sebanyak 3300 pohon/ha). Pada areal yang miring sebaiknya digunakan sistem kontur dengan jarak dalam barisan 1.5 m. Lubang tanam dibuat dengan ukuran 40 cm x  40 cm x 40 cm.

Ø Pembibitan
Bahan tanam dapat berasal dari stek cabang atau batang, maupun benih. Bahkan penyediaan bibit dengan tekhnik kultur jaringan dimungkinkan. Jika menggunakan setek dipilih cabang atau batang yang telah cukup berkayu. Sedangkan untuk benih dipilih dari biji yang telah cukup tua yaitu diambil dari buah yang telah masak biasanya berwarna hitam. Pada saat ini di Indonesia belum ada varietas maupun klon unggul jarak  pagar, sehingga sumber benih masih mengandalkan pengumpulan petani. Peluang untuk penelitian ke arah ini masih sangat luas sehingga menjadi tantangan bagi perguruan tinggi maupun lembaga atau balai penelitian.
Pembibitan dapat dilakukan di polibag atau di bedengan. Setiap polibag diisi media tanam berupa tanah lapisan atas (top soil) dan dicampur pupuk kandang. Setiap polibag ditanami 1 (satu) benih. Tempat pembibitan diberi naungan / atap dengan bahan dapat berupa daun kelapa, jerami atau paranet. Lama di pembibitan 2 - 3 bulan. Kegiatan yang dilakukan selama pembibitan antara lain penyiraman (setiap hari 2 kali pagi dan sore), penyiangan dengan melakukan pembersihan gulma sekitar tanaman dan seleksi dengan memilih bibit yang pertumbuhannya baik.
Pemilihan bibit tanaman Jarak pagar seharusnya mempertimbangkan tujuan dari penanaman itu sendiri. Untuk tujuan produksi bibit yang digunakan tidak harus berasal dari biji, karena umur panen bibit asal stek lebih cepat daripada biji. Sedangkan untuk tujuan konservasi memang disarankan bibit asal biji karena perakaran lebih kuat.Disamping itu kondisi kemiringan lahan juga menentukan jenis bibit yang dipakai.
Dianjurkan kepada calon penanam untuk mengkonsultasikan dahulu aspek-aspek yang berhubungan dengan teknis budidaya, desain kebun, aspek biaya dll.kepada yang lebih mengetahui bidangnya. Dengan teknis yang benar sesungguhnya tidak harus anda menggunakan bibit yang bertunas, tetapi bibit stek yang belum bertunaspun bisa menyamai asal dengan perlakuan yang tepat
Untuk mendapatkan hasil Jarak pagar yang maksimal, maka didalam mencari bibit, harus benar-benar melihat beberapa faktor keberhasilan, seperti bibit jarak tidak dapat diambil dari pohon induk yang tidak berbuah terutama bibit yang berasal dari stek, karena hasil penelitian telah membuktikan bahwa bibit stek dari pohon induk yang tidak berbuah, maka setelah tanaman dewasa tidak berbuah juga, jika pohon induk hanya berbuah 1-3 buah hasil bibitpun sama, oleh karena itu, jika mau beli bibit, harus betul-betul memperhatikan varietas pohon induk, jika tidak hasilnya akan merugikan. Stek tidak baik diambil dari pucuk / batang muda, tapi dari batang yang sudah tua dengan diameter batang sekitar 2-3 Cm.

Ø Penanaman 
Penanaman dilakukan pada awal atau selama musin penghujan sehingga kebutuhan air bagi tanaman cukup tersedia. Bibit yang ditanam dipilih yang sehat dan cukup kuat serta tinggi bibit sekitar 50 cm atau lebih. Saat penanaman tanah disekitar batang tanaman dipadatkan dan permukaannya dibuat agak cembung.
Penanaman dapat juga dilakukan secara langsung di lapangan (tanpa pembibitan) dengan menggunakan stek cabang atau batang.
Dalam budidaya tanaman jarak pagar disarankan menerapkan sistem tumpangsari dengan tanaman lain seperti jagung, wijen, atau padi ladang sehingga selain mengurangi resiko serangan hama penyakit juga diversivikasi hasil. Jika pola penanaman dengan tumpangsari maka jarak tanam digunakan jarak agak lebar misalnya 2.0 m x 3.0 m

Ø Pemupukan
Pada prinsipnya pemberian pupuk bertujuan untuk menambah ketersediaan unsur hara bagi tanaman. Jenis dan dosis pupuk yang diperlukan disesuaikan dengan tingkat kesu buran tanah setempat. Belum ada dosis rekomendasi khusus untuk tanaman jarak pagar. Jika diasumsikan pemupukan sama dengan jarak kepyar maka dosis pupuk untuk tana man Jarak pagar per Ha : 80 kg N, 18 kg P2O5, 32 kg K2O, 12 kg CaO dan 10 kg MgO. Pupuk N diberikan pada saat tanam dan umur 28 hari setelah tanam (HST), sedangkan pupuk P, K, Ca dan Mg diberikan saat tanam Pemberian pupuk organik disarankan untuk memperbaiki struktur tanah.
Jenis Pupuk
Dosis (kg/ha)
Waktu Pemupukan
Urea
50
Saat tanam
SP-36
75
Saat tanam
KCl
50
2 minggu setelah tanam
Urea
100
1 bulan setelah tanam
Catatan : tidak berlaku mutlak/bervariasi untuk masing - masing daerah.

Ø Pemangkasan
Pemangkasan dilakukan bertujuan untuk meningkatkan jumlah cabang produktif. Pemangkasan batang dapat mulai dilakukan pada ketinggian sekitar 20 cm dari permukaan tanah untuk meningkatkan jumlah cabang. Pemangkasan dilakukan pada bagian batang yang telah cukup berkayu (warna coklat keabu-abuan).

Ø Pengendalian Hama dan Penyakit
Tanaman jarak pagar yang ditanam petani di Indonesia umumnya sedikit atau hampir tidak ada serangan hama dan penyakit. Hal ini kemungkinan disebabkan sistem penana mannya yang umumnya dicampur dengan tanaman lain seperti gamal (Glyrecidia macu lata) dan waru. Jika penanaman dilakukan secara luas apalagi dengan sistem monokultur diduga akan timbul serangan hama dan penyakit.
Pada sistem penanaman jarak di Tanzania dan Nicaragua dilaporkan adanya serangan serangga pada inflorecent bunga dan buah serta serangan rayap pada pangkal batang. Untuk itu pengendalian dapat dilakukan secara teknis maupun kimia.

Ø Panen
Panen pertama akan dimulai umur tanaman 8-9 bulan dan akan terus menerus berbuah sepanjang tahun. produksi puncak akan dimulai tahun ke-5 di bawah lima tahun produksi nya belum maksimal dan akan terus meningkat.
Besar panen dalam 1 ha tergantung banyak faktor, diantaranya kerapatan tanaman, intensitas sinar matahari, kesuburan tanah, cara pemeliharaan dsb, hanya sebagai gambaran produksi per Ha akan berkisar antara 10 sampai dengan 20 ton per tahun.
Tanaman jarak pagar (Jatropha curcas) mulai berbunga setelah umur 3 - 4 bulan, sedangkan pembentukan buah mulai pada umur 4 - 5 bulan. Pemanenan dilakukan jika buah telah masak, dicirikan kulit buah berwarna kuning dan kemudian mulai mengering. Biasanya buah masak setelah berumur 5 - 6 bulan. Tanaman jarak pagar merupakan tanaman tahunan yang dapat hidup lebih dari 20 tahun apabila dipelihara dengan baik.
Pemanenan dengan cara memetik buah yang telah masak dengan tangan atau gunting. Produktivitas tanaman jarak berkisar antara 3.5 - 4.5 kg biji / pohon / tahun. Produksi akan stabil setelah tanaman berumur lebih dari 1 tahun. Dengan tingkat populasi tanaman antara 2500 - 3300 pohon / ha, maka tingkat produktivitas antara 8 - 15 ton biji / ha. Jika rendemen minyak sebesar 35 % maka setiap ha lahan dapat diperoleh 2.5 - 5 ton minyak / ha / tahun.

Ø Manfaat
a)  Obat beberapa penyakit
Di zaman penjajahan Jepang, orang dipaksa menanam jarak pagar untuk diambil minyaknya sebagai bahan bakar kapal dan pelumas senjata. Secara tradisional, masyarakat Jawa sebetulnya biasa memanfaatkan daun serta minyak buah jarak untuk mengatasi berbagai gangguan kesehatan, yakni sebagai obat tradisional sakit perut/diare, penurun panas, gatal, dan borok kronis. Selain iu, jarak pagar juga bisa digunakan untuk mengobati luka gores/berdarah. Jarak pagar terbukti meningkatkan produktivitas ayam petelur serta mengindikasikan adanya manfaat yang lebih hebat daripada Viagra, yang harus diimpor dengan harga mahal.

b)  Bahan Bakar
Jatropha curcas alias jarak pagar sudah dikenal luas oleh masyarakat pedesaan. Tumbuhan bernama Cina, Ma feng shu ini, biasa ditanam sebagai pagar rumah, di kebun, atau di makam. Di Sumatera, tanaman ini bernama Nawaih nawas, jarak kosta di Sulawesi, Lulu nau (Nusa Tenggara), dan Muun mav (Maluku). Pada zaman penjajahan Jepang, rakyat dipaksa menanam pohon jarak. Minyaknya diambil untuk digunakan sebagai bahan bakar kapal dan pelumas senjata.
Oleh banyak petani tanaman hias di Jakarta, tanaman berfamili Euphorbiaceae ini dijadikan bahan kawinan dengan pohon lain. Contohnya dengan pohon batavia dan beringin putih.        

c)  Manfaat untuk Bayi
Akibat buang air, berat badan bayi akan mudah menyusut. Dokter biasanya akan mengobservasi mengapa bayi jatuh sakit, apakah mungkin akibat makanan atau minuman yang dikonsumsi sang ibu, cuaca dingin, atau sebab lain. Secara empiris, balita yang sakit mencret dapat disembuhkan dengan daun jarak pagar.
Caranya, petiklah tiga lembar daun jarak, terutama yang masih hijau dan segar. Olesi daun jarak itu dengan minyak kelapa secara merata di bagian atasnya. Setelah itu, panggang di atas kompor selama beberapa detik hingga tampak layu.
Tempelkan daun jarak tersebut di perut bayi, tentunya setelah daun terasa hangat. Tiga lembar daun itu sebaiknya ditaruh melebar, sehingga bisa menutupi seluruh bagian perut bayi.  
Sinse David mengingatkan, jangan lupa untuk membedong atau membalut perut bayi memakai kain. Setelah beberapa menit, lebih baik lagi jika bayi sudah terbangun dari tidur pulas, bukalah bedong tersebut. Biasanya daun jarak tadi sudah mengering, dan bisa dibuang.

d)  Antipiretik
Jarak pagar merupakan tumbuhan yang berasal dari kawasan tropis dan subtropis, dan tumbuh subur di kawasan Amerika Selatan, Amerika Utara, Afrika, dan di Asia. Tinggi pohon ini berkisar 4-5 meter dengan ranting yang mengandung banyak cairan getah.
Lebar daunnya kira-kira 15 cm. Bunganya kecil berwarna kuning kehijauan dan tumbuh berkelompok. Buahnya berbentuk bujur telur, licin, dan akan berganti warna, dari hijau ke kuning. Bila kering menjadi berwarna hitam. Bila telah masak, akan merekah dan mengeluarkan biji berwarna hitam.
Dijelaskan Dr. A. Setiawan Wirian, salah seorang pendiri Himpunan Pengobat Tradisional dan Akupuntur se-Indonesia (HIPTRI), jarak pagar berkhasiat sebagai pencahar dan toksik lektin. Tanaman yang dikembangbiakkan dengan biji dan stek batang ini mempunyai rasa pahit, astrigent, sejuk, beracun.
Masih kata Dr. Wirian, jarak pagar juga mampu melancarkan darah (stagnant blood dispelling), menghilangkan bengkak (antiswelling), menghentikan perdarahan (hemostatik), serta menghilangkan gatal (antipruritik). Tanaman ini mengandung n-l-triakontanol, alpha-amirin, kampesterol, stigmast-5-ene-3 beta, 7 alpha-diol, stigmasterol, beta-sitosterol, iso-viteksin, viteksin, 7-keto-beta sitosterol, dan HCN.
Di India, menurut pakar pohon jarak pagar dari Institut Teknologi Bandung, Dr. Ir. Robert Manurung, minyak jarak telah diadopsi sebagai minyak bakar mesin kereta api.

Selama ini, petani Indonesia hanya memanfaatkan pohon jarak pagar sebagai tumbuhan pagar atau pembatas sawah karena dianggap tidak ekonomis. Daun dan buahnya pun cuma digunakan untuk pakan ternak.